Review Daihatsu Xenia 2024: Stabil dan Irit, Tapi Ada Catatan

 Daihatsu Xenia dikenal sebagai mobil keluarga yang tangguh, terjangkau, dan irit bahan bakar. Namun seperti semua kendaraan, pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Hal itu juga yang dirasakan oleh Asyraf Rafi, pengguna Xenia 1.3 R CVT 2024 asal Jakarta Barat      

 JAKARTA,– Daihatsu Xenia dikenal sebagai mobil keluarga yang tangguh, terjangkau, dan irit bahan bakar. 

Namun, seperti semua kendaraan, pasti ada kelebihan dan kekurangannya. 

Hal itu juga yang dirasakan oleh Asyraf Rafi, pengguna Xenia 1.3 R CVT 2024 asal Jakarta Barat, yang telah menggunakan mobil ini selama hampir satu tahun. 

 

Daihatsu Xenia dikenal sebagai mobil keluarga yang tangguh, terjangkau, dan irit bahan bakar. Namun seperti semua kendaraan, pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Hal itu juga yang dirasakan oleh Asyraf Rafi, pengguna Xenia 1.3 R CVT 2024 asal Jakarta Barat

Ia mengaku puas dengan kestabilan mobil di kecepatan tinggi.

Bisa dibilang, hal ini di luar ekspektasinya. 

“Suspensinya terasa stabil di high speed, apalagi buat jalan tol enak banget,” ujar Rafi kepada Kompas.com (10/7/2025). 

 Hasil konsumsi BBM Daihatsu Xenia 1.3 R CVT

Selain itu, konsumsi BBM berdasarkan pengalamannya terbilang irit. 

Saat dipakai harian menggunakan Pertalite, rata-rata bisa tembus hingga 17 Km per liter menurut MID. 

Bahkan, dalam kondisi ideal, bisa mencapai 20 Km per liter menurut MID. 

 Daihatsu Xenia 1.3 R CVT

Dari segi kabin dan kepraktisan, ia menyebut Xenia cocok untuk kegiatan operasional maupun keluarga. 

Ruang kabin Low MPV ini cukup lapang dan praktis. 

“Ini mobil tempur sih. Buat ngirim barang juga oke, karena baris ketiga bisa dilipat, jadi muat banyak,” ucap Rafi. 

Namun, ada juga beberapa hal yang membuatnya kurang puas. 

Salah satu yang cukup mengganggu adalah bau asap knalpot yang masuk ke kabin saat mobil melaju kencang. 

Masalah ini sebetulnya sudah sempat ia konsultasikan dengan mekanik dari bengkel resmi, tetapi masih belum menemukan solusi.

“Kemungkinan asap masuk dari karet flap belakang yang kebuka karena angin. Muffler-nya pas di belakang flap itu. Bau panas knalpotnya masuk ke dalam,” kata Rafi. 

Kemudian, suspensinya terasa agak kaku saat melewati jalan bergelombang, dan peredaman kabinnya kurang maksimal. 

“Kalau hujan, suara tetesan di plafon kayak gemuruh. Terus, wiper saat berjalan juga terasa getarannya sampai ke setir,” ujarnya. 

Terakhir, ia juga menyoroti tipisnya lapisan cat eksterior, yang mudah tergores hanya karena sentuhan ringan. 

“Kena gesekan kecil kayak besi di tas saja bisa langsung terkupas. Memang harus di-coating biar aman,” ucap dia.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama