YOGYAKARTA, – Sebanyak 62 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Sleman kekurangan murid pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025.
Dari jumlah tersebut, 11 sekolah bahkan hanya menerima kurang dari lima siswa.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Sri Adi Marsanto mengatakan, proses SPMB untuk jenjang sekolah dasar telah berjalan lancar tanpa kendala teknis.
"Pelaksanaan SPMB SD Negeri di Kabupaten Sleman yang sudah berjalan kemarin, relatif lancar, nggak ada kendala teknis," ujar Sri Adi saat dihubungi, Jumat (11/07/2025).
Ia menyebutkan, dari total 374 SD Negeri yang ada di Kabupaten Sleman, sebanyak 62 sekolah tercatat menerima murid di bawah 10 orang setelah proses daftar ulang.
"Ada 62 SD Negeri yang penerimaan muridnya di bawah 10. Itu ada sekitar 62 SD Negeri dari 374, itu persentase yang cukup lumayan ya," ujarnya.
Penyebab SDN Kekurangan Siswa
Menurutnya, ada dua faktor utama yang menyebabkan terjadinya kekurangan siswa di puluhan sekolah tersebut.
Pertama, karena kecenderungan orangtua yang lebih memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta, terutama untuk jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) dan SD.
"Kecenderungan orangtua atau wali murid menyekolahkan anak untuk jenjang TK dan SD itu lebih tinggi ke swasta. Saya menganalisis, tiap tahun seperti itu, tahun yang lalu juga ada sekitar 60-an SD Negeri yang di bawah 10 dapatnya (murid)," ungkapnya.
Faktor kedua adalah rendahnya jumlah anak usia masuk SD di beberapa wilayah.
"Bisa jadi masyarakat di situ, khususnya siswa yang berusia sekolah SD itu sedikit. Di sekolah SD yang kekurangan murid tadi mungkin umurnya SD kelas 3-4 atau mungkin di bawah balita," lanjutnya.
Daftar 11 SDN yang mendapat kurang dari lima siswa
Berdasarkan data rekapitulasi hasil SPMB SD, berikut 11 sekolah yang hanya menerima kurang dari lima siswa:
- SD Negeri Balangan 2 Minggir (2 siswa)
- SD Negeri Bakalan Mlati (3 siswa)
- SD Negeri Caturtunggal 6 (3 siswa)
- SD Negeri Minomartani 2 Ngaglik (1 siswa)
- SD Negeri Rejosari Ngaglik (2 siswa)
- SD Negeri Taraman Ngaglik (3 siswa)
- SD Negeri Banyurejo 4 Tempel (2 siswa)
- SD Negeri Cungkuk Tempel (3 siswa)
- SD Negeri Blembem Pakem (3 siswa)
- SD Negeri Turen Pakem (2 siswa)
- SD Negeri Kiyaran 2 Cangkringan (3 siswa)
Sri Adi menegaskan bahwa kegiatan belajar mengajar tetap berjalan di sekolah-sekolah tersebut. Pihaknya juga tengah melakukan kajian penggabungan atau regrouping sekolah.
"Kajian regrouping sudah kita lakukan bekerja sama dengan dewan pendidikan. Regrouping ini kan tidak hanya masalah teknis, tapi banyak faktor yang harus diperhatikan juga. Nah itu memang baru tahap kajian," pungkasnya.
\